Ejaan Yang Disempurnakan Bagaimanakah Seharusnya?

Dalam konteks Ejaan Yang Disempurnakan, ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi  (kata, kalimat, dsb.) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca.

Ejaan meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, penulisan unsur serapan, dan pedoman pemenggalan kata.

ejaan yang disempurnakan

 

Dalam pembakuan bahasa, ejaan berfungsi sebagai:

a. landasan pembakuan tata bahasa,

b. landasan pembakuan kosakata  dan peristilahan, serta

c. alat penyaring masuknya unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

 

Huruf Kapital Pada Awal Kalimat

Pada pemakaian huruf, misalnya penulisan huruf kapital (hurup besar), masih sering kita mendapatkan dalam tulisan siswa, nama kota masih ditulis dengan kecil, misalnya bandung.

Atau nama orang misalnya dedi, dsb.

Huruf Kapital ini  digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, misalnya:  Dia mengantuk karena tidak tidur semalam,

pada huruf pertama petikan langsung, contoh: Adik bertanya, ”Kapan kita pulang?”

Ejaan Yang Disempurnakan Dalam Penulisan Nama Agama

Pada penulisan  nama  agama,contoh: Islam, Kristen, Hindu, pada nama Tuhan, contoh:

Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih.

Nama kitab suci: Alkitab, Quran, Alquran, (Al-Qur’an= tidak baku), Weda,

Kata ganti untuk Tuhan:  Nya, Mu, Engkau, contoh:

“Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hambaNya”

Atau “Bimbinglah hambaMu ya Tuhan ke jalan yang Engkau beri rahmat”. Dsb.

 

Ejaan Yang Disempurnakan Pada Penulisan Gelar Kehormatan

Huruf kapital ini digunakan pula pada huruf pertama  nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, contoh:

Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Musa, dll.

Jika tidak diikuti nama orang, penulisannya kecil saja. Contoh: “Dia baru saja diangkat  menjadi sultan”,  “Tahun ini ia pergi naik haji,”  dll.

Huruf Kapital Pada Penulisan Jabatan

Huruf kapital digunakan pada nama jabatan, pangkat yang diikuti nama orang, nama instansi atau nama tempat, contoh:

Wakil Presiden Jusuf Kalla, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo, Prof. Dr. Didi, Laksamana Muda Udara Husen Sastranegara, Gubernur Jabar, dsb.

Tetapi jika tidak diikuti nama orang/ tempat, kecil saja, contoh: “Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?”

Huruf Kapital Pada Penulisan Lainnya Daalam Ejaan Yang Disempurnakan

Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur-unsur nama orang, tetapi jika nama orang tsb digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran, penulisannya huruf kecil saja. Contoh:

Amir Hamzah, Dewi Sartika, Diesel, Ampere,  mesin diesel, 10 volt, 5 ampere.

Huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa, tetapi tidak dipakai untuk bentuk dasar kata turunan. Contoh:

bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris, mengindonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan, dll.

 

Kemendikbud juga sudah menyiapkan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia di sini

Yuk baca juga 14 hal yang harus kita persiapkan sebelum ikut kursus bahasa Inggris di artikel ini

 

 

Tinggalkan Balasan