Akhlak Rasulullah Teladan Suami Idaman

Dalam hal berumah tangga, mengikuti akhlak Rasulullah terhadap istri-istrinya akan menuntun seorang laki-laki menjadi suami idaman.

Namun mengikuti akhlak Rasulullah terhadap istri-istrinya mungkin menjadi Sunnah yang paling umum dilupakan di masyarakat kita.

Hal ini karena banyaknya pemahaman yang keliru, yang diakibatkan mengutip ayat separo-separo.

 

Keseimbangan Kewajiban dan Hak Istri

akhlak rasulullah suami idaman

 

Yang paling sering diingat biasanya hanya dalil yang menunjukan kewajiban seorang istri saja.

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita),

dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).

Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukul lah mereka.

Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. (QS. An Nisa’: 34)

 

Padahal dalam syariat Islam, semua hal diatur dengan seimbang antara kewajiban dan hak.

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, adalah saling menolong, satu kepada yang lain; dalam menyuruh kebaikan, melarang kejahatan, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan mentaati Allah dan rasul-Nya. Mereka akan dirahmati Allah. Sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Bijaksana. (Q.S. At-Taubah: 71.)

 

Ibarat tim sepak bola, suami dan istri adalah sebuah kesatuan yang saling membantu.

Tidak mungkin sebuah tim sepak bola akan memenangkan pertandingan jika, penyerang dan pemain bertahan hanya sibuk dengan tugas masing-masing.

Ketika tim dalam posisi menyerang, maka bukan hanya pemain depan, pemain belakang pun ikut membantu penyerangan.

Begitupun ketika tim dalam posisi bertahan, maka penyerang pun harus ikut membantu pertahanan.

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ ۗ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Dan para istri memiliki hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada istrinya.

Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (al-Baqarah: 228)

 

Ayat di atas secara gamblang menjelaskan kesimbangan antara hak dan kewajiban suami istri.

Sebagai suami diberi amanah sebagai pemimpin, namun tidak melupakan untuk memperlakukan istri dengan cara yang ma’ruf.

 

Istri beliau Aisyah pun menceritakan bagaimana akhlak Rasulullah.

Dari Aisyah ra., berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya, perempuan itu saudara kandung (mitra sejajar) laki-laki” (HR. Abu Daud, At-Tirmizi, dan Ahmad

 

Sebelum doktrin naif feminisme dari barat muncul, Islam sudah mengajarkan lebih dahulu keseimbangan peran yang sesuai kodrat.

Rasulullah bersabda;

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina)

dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini,

“Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471)

 

Begitu istimewanya peran seorang istri di dalam syariat Islam, yang bersama suaminya menjalankan perintah Allah.

Bahkan sampai-sampai hanya dengan taat kepada suami dan menjalankan ibadah wajib, bisa menjadi penyebab masuk surga.

Hal ini menunjukan bahwa Allah sangat menghargai beratnya tugas seorang istri.

 

Akhlak Rasulullah Membantu Tugas Istri

akhlak rasulullah suami idaman

 

Sebagian dari para suami mungkin merasa tugasnya mencari nafkah sudah terlampau berat.

Jika seorang suami merasa berat, lalu bagaimana dengan Rasulullah yang juga manusia super sibuk?

Walaupun Rasulullah seorang Nabi, khalifah, panglima perang, pengusaha, suami & ayah, adalah akhlak Rasulullah untuk tetap sempat membantu tugas istrinya di rumah.

Apakah kita merasa lebih sibuk, sehingga tidak mengikuti akhlak Rasulullah Rasulullah sebagai suami idaman?

 

Di hadits lain Aisyah menceritakan bagaimana akhlak Rasulullah ketika di rumah.

Urwah berkata kepada Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika ia bersamamu (di rumahmu)?”,

Aisyah berkata, “Ia melakukan (seperti) apa yang dilakukan oleh salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya, ia memperbaiki sendalnya, menjahit bajunya,

dan mengangkat air di ember” (HR Ibnu Hibban).

 

Lihatlah bagaimana seorang pemimpin umat, negara yang sekaligus mencari nafkah tetap mau mengangkat ember.

Luar biasa sekali akhlak Rasulullah dalam menghargai istri-istrinya bukan?

 

Akhlak Rasulullah Tidak Pernah Gengsi di Rumah

akhlak rasulullah suami idaman

 

Tidak masuk akal jika ada yang merasa gengsi jika harus membantu mengurus pekerjaan rumah tangga.

Dari Tsabit bin Ubaid radhiallahu ‘anhu berkata,

Aku belum pernah melihat seorang yang demikian berwibawa saat duduk bersama kawan-kawan namun demikian akrab dan kocak saat berada di rumah melebihi Zaid bin Tsabit” (Al-Adab al-Mufrad karya al-Bukhari no 286)

 

Rasulullah saja yang jelas-jelas seorang yang berwibawa begitu akrab di rumah, lalu apa alasan kita untuk gengsi?

Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya.” (HR. Ahmad 2/527, at-Tirmidzi no. 1172)

 

Lengkapnya syariat Islam sampai-sampai, bagaimana suami memperlakukan istri pun dicontohkan oleh akhlak Rasulullah.

Tidak cukup dengan beribadah, namun perlakuan suami terhadap istri juga menjadi patokan untuk menjadi yang terbaik.

 

Menjadi Suami Idaman

 

Nah semoga setelah membaca artikel ini para suami bisa lebih meringankan tugas istri di rumah.

Percayalah, hanya dengan membantu hal kecil saja pun istri akan cukup senang kok.

فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَّيِّنًا لَّعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ

Hendaknya kalian berdua ucapkan perkataan yang lemah lembut, mudah-mudahan ia akan ingat atau takut kepada Allah (QS. Thaha: 44).

 

Ayat di atas merupakan perintah Allah kepada Musa dan Harun untuk memberi nasihat kepada fir’aun dengan cara baik-baik.

Jangan lupa untuk para istri mengingatkan suaminya agar menjadi suami idaman, dengan cara baik-baik.

Jika kepada fir’aun saja diperintahkan dengan cara baik-baik, apalagi kepada sesama muslim.

Semoga semakin banyak laki-laki yang menjadi suami idaman dengan mengikuti akhlak Rasulullah.

 

Baca juga ya rekomendasi channel youtube yang bermanfaat untuk mendidik anak di sini.

Tinggalkan Balasan

  • Post author: