22 Cerpen Singkat Persahabatan Cinta & Lucu

Cerpen Singkat Pertemanan | Anjani, Senja dari Negeri Awan

 

 

San, saya sudah sampai di stasiun…

Tepat ketika fajar mulai merekah dan embun masih terlihat bening, Anjani sampai di stasiun Kota Lama, Malang.

 

Kota yang menjadi impiannya berpetualang.Tidak banyak tingkah.

Anjani terus berjalan dan menunggu balasan dari Susan, sahabatnya sewaktu kecil yang kini tinggal di Jalan Kebalen Wetan, Kota Lama, Malang.

 

Hingga sampai di pintu depan, Anjani tidak menerima pesan atau telepon dari Susan.

cerpen persahabatan

 

Perjalanannya dari luar provinsi cukup melelahkan. Apalagi Anjani Sendiri dan makanan yang dibawanya sedikit.

Kakinya melangkah ke arah kanan menuju kursi hijau. Terdapat jajanan khas Malang. Namun, Anjani hanya melirik sebentar.

 

Anjani tahu, sebagai anak rantau, ia harus meminimalisir pengeluaran isi saku.

Anjani sadar, uang yang dibawa dan yang diberi orang tuanya pas-pasan, hanya untuk biaya transportasi. Selebihnya Anjani harus mencari pekerjaan untuk bertahan hidup.

 

“Jan, maaf yaa,,, aku harus nganter ibu dulu ke pasar. Please jangan marah… satu jam lagi aku nyampe di sana,” jelas Susan via telepon.

 

“Okeh, santai aja San. Lagian saya juga lagi keliling stasiun,”

“Tapi kamu gak nyasar, kan?”

 

“Enggaklah,,,”

“Syukurlah, yah maafin yaa,,, aku buru-buru,” perbincangan pun selesai.

 

Anjani berdiri, berjalan ke arah kanan yang sepertinya ada bazar.

Anjani hanya melihat keramaian itu, hatinya bergumam, “Andai ada uang lebih, pasti tas kecil anyaman merah yang diskon 50% itu sudah menjadi milik saya.”

 

Langkah kakinya terus berpindah mendekati bazar peralatan hiking. Anjani tersenyum dan menggeleng kepala, mengingat uangnya tidak boleh dihambur-hambur.

 

Masih di keramaian bazar depan stasiun. Anjani duduk dan minum, lalu membuka handphone dan memotret secara diam-diam.

Bukan selfie, Anjani mengambil gambar bazar peralatan hiking itu dengan kamera handphonenya, tersenyum dan mengangkat alis kirinya.

 

“Assalamua’alaikum,,,”

Anjani mendengar salam pemuda yang tiba-tiba duduk di sampingnya. Anjani menjawab salamnya dan melihat sepatu pemuda itu.

 

“Hei,,, wajahnya di sini. Bukan di kaki,”

“Bang Bilal? Ngapain di sini?” tanya Anjani terkejut saat melihat wajahnya.

 

Anjani mengenal Bilal empat tahun yang lalu, seorang pendaki yang sudah menggapai puncak-puncak tertinggi ibu pertiwi.

 

Anjani tidak pernah bertemu langsung, selama empat tahun itu Anjani mengenal baik Bilal dari sosmed dan teman serta kerabatnya.

Sosok pemuda yang ramah, baik, dan tidak diragukan lagi ketaatannya kepada Pemilik Hati.

 

“Sekarang siap-siap. Udah dhuhur nanti kita berangkat!” ucap Bilal mengagetkan Anjani.

“Kemana?”

“Emangnya Susan belum cerita?”

 

Tanpa kata dan rasa penasaran, Anjani terdiam, begitu pun Bilal.

Sejenak waktu seakan terhenti, dan Susan pun datang diantar pamannya. Keduanya berpelukan dengan rasa gembira.

Wajar saja, 10 tahun berlalu dan akhirnya Anjani bertemu Susan lagi.

 

“Maksudnya apa San? Kamu kenal sama Bang Bilal?”

“Bang Bilal itu kakak aku Jan. Kami baru ketemu tujuh tahun yang lalu. 10 tahun kebelakang aku pernah bilang, kan? Aku pergi untuk mencari kakak kandungku.”

 

“Saya ingat, terus sekarang gimana? Kayaknya kalian mau hiking,”

“Tidak hanya aku dan Bang Bilal. Tapi kita!” jawab Susan mengejutkan Anjani.

 

Nafas pun terhembus dari mulut Anjani yang memakan permen karet, duduk, dan berkata,

“San, saya ke sini untuk ketemu kamu, keluargamu, dan mencari pekerjaan, lalu kuliah di kota ini. Nanjak ke Semeru adalah jadwal saya tahun depan.”

 

“Aku mengerti Anjani. Tapi ini adalah kado ulang tahunmu dari kami.

Aku udah tau semuanya tentang kedekatan kamu dan Bang Bilal… Semuanya aku tau! Sekarang,,, kopermu titip ke paman.

 

Semua alat hiking, simaksi, dan keperluan lainya sudah siap.”

Wajah Anjani terlihat tegang, tidak percaya rencana dan jadwanya berubah total.

 

Tidak disangka, ternyata kebaikan Bilal dan Susan benar-benar nyata, fakta, dan ini adalah kado terindahnya diusia 20 tahun.

 

Fajar yang telah membawa Anjani menghentakkan kaki di kota apel itu, dan sinar fajar pula yang akan membawanya pada senja di samping atap pulau jawa.

 

“Anjaniasastra Aliya,” sahut Bilal yang sedang memakai sepatu di teras masjid.

“Semangat!!!” ucap Bilal tersenyum lebar saat menggendong carrier dan bersiap berjalan menaiki Jeep menuju puncak para dewa, Mahameru.

 

Tia Mutiara

 

Kisah dalam 18 Tangkai Bunga Untuk Ibu, sangat cocok untuk kamu yang menyukai cerpen singkat tentang ibu.

 

Daftar Isi Kumpulan Cerpen Singkat

This Post Has 20 Comments

  1. Benny

    nah gini dong banyak cerpen singkat buat jadi isnpirasi

  2. Hori P

    Memperbanyak pengetahuan gue soal cerpen singkat nih

  3. Noni

    Cukup nambah wawasan aku tentang cerpen singkat

  4. Dika d

    lumayan bagus bagus cerpen singkat di sini

  5. Heni

    inspiratif kebanyakan cerpen nya

  6. Donita

    asyik asyik banget cerpen singkat yang ada di sini

  7. Ruiyah

    wih banyak banget cerpen singkat nya.

  8. Wita S

    makasih ya buat cerpen singkat nya

  9. Eli

    Izin dijadikan untuk tugas ya gan cerpen nya

  10. Yudo

    keren keren lah isi cerpen singkat nya

  11. Morita

    naaah akhirnya nemu juga cerpen

  12. Zidania

    nemu juga akhirnya cerpen cerpen singkat

  13. Yunita J

    Makasih ya inspirasi cerpen singkat nya

  14. Yuyun

    Memudahkan untuk cari inspirasi cerpen singkat

  15. Denia W

    Bagus bagus deh cerpen singkat nya

  16. Radit

    Hmmm, baru tau ternyata begitu ya cerpen singkat formatnya

  17. Danu

    keren sih cerpen singkat yang ada di caraindonesia ini

  18. Tarigan

    Cerpen singkat bermanfaat buat menyelesaikan tugas aku

  19. Mardiga

    Keren keren cerpen nya

  20. Cia

    Cerpen singkat kaya gini lebih enak buat dibaca, soalnya waktu kan terbatas sama kegiatan lain

Tinggalkan Balasan